Pasar saham yang terlihat naik terus-menerus sering memunculkan rasa percaya diri berlebihan di kalangan investor. Banyak yang tergoda membeli saham hanya karena tren harga naik tanpa memperhatikan fundamental perusahaan. Situasi ini menciptakan kondisi overbought, di mana harga saham sudah jauh di atas nilai wajar. Fenomena ini kerap menjerumuskan investor pemula pada kerugian besar karena mereka terjebak dalam greed, membeli dengan harapan harga terus naik, sementara risiko koreksi sangat tinggi.

Contohnya terlihat saat indeks saham global mengalami reli panjang pada awal tahun 2023. Banyak investor ritel membeli saham teknologi dan konsumer tanpa memahami valuasi sebenarnya. Tidak sedikit yang panik ketika harga saham tersebut terkoreksi tajam hanya dalam beberapa minggu. Investor senior berbeda, mereka memperhatikan indikator teknikal, fundamental, dan sentimen pasar untuk menilai apakah pasar sudah jenuh dan berisiko koreksi. Pertanyaannya: bagaimana cara menghindari kerugian besar saat pasar sedang overbought?

Untuk memahami kondisi overbought, investor cerdas selalu memantau indikator seperti Relative Strength Index (RSI) dan moving average. RSI membantu menilai apakah harga saham terlalu tinggi dibandingkan dengan momentum sebelumnya. Moving average memberikan pandangan tren jangka panjang agar tidak terjebak dalam fluktuasi harian. Investor profesional tidak membeli hanya karena harga naik cepat, tetapi menunggu konfirmasi bahwa fundamental dan tren masih mendukung pertumbuhan saham. Dengan cara ini, mereka bisa mengendalikan emosi dan menghindari keputusan impulsif.

Selain indikator teknikal, analisis fundamental tetap menjadi pondasi utama. Investor senior memeriksa laba, arus kas, posisi kompetitif, dan risiko makro untuk menilai kelayakan membeli saham pada level harga tertentu. Mereka memahami bahwa pasar bisa berada dalam kondisi overbought untuk sementara waktu, tetapi koreksi biasanya tidak bisa dihindari. Dengan fokus pada nilai wajar saham, investor dapat meminimalkan risiko kerugian saat harga turun drastis.

Manajemen risiko adalah strategi krusial lain. Investor profesional selalu menetapkan batasan kerugian atau stop loss sesuai profil risiko. Mereka juga mendiversifikasi portofolio agar tidak seluruh modal terkonsentrasi di saham yang sedang overbought. Strategi ini tidak hanya melindungi modal, tetapi juga memungkinkan tetap menangkap peluang dari sektor lain yang lebih stabil. Pendekatan ini membedakan investor yang cerdas dari mereka yang terbawa euforia pasar.

Mengembangkan mindset disiplin sangat penting. Investor senior tahu kapan harus menahan diri dan kapan harus mengambil keuntungan. Mereka tidak tergoda oleh hype media atau rumor pasar. Sebaliknya, mereka memanfaatkan momen overbought untuk menjual sebagian posisi yang berisiko tinggi, atau menunggu koreksi untuk membeli saham berkualitas pada harga lebih menarik. Dengan disiplin ini, portofolio tetap terlindungi meski pasar bergejolak.

Kesimpulannya, menghindari kerugian besar saat pasar overbought membutuhkan kombinasi analisis teknikal, fundamental, manajemen risiko, dan pengendalian emosi. Investor profesional menekankan pengelolaan modal dengan strategi yang logis, bukan keputusan impulsif akibat greed atau ketakutan panik (fear). Mereka memahami bahwa pasar yang naik terlalu cepat bisa menjadi jebakan, dan kunci kesuksesan adalah fokus pada nilai wajar, disiplin, dan diversifikasi.

Pantau data dan analisis investasi terkini hanya di emiten.com/info agar tidak tertinggal peluang berikutnya.

© 2025, magang. All rights reserved.

Artikel Lainnya oleh Tim editor emiten.com

Leave a Comment

Startup yang terus berkomitmen tingkatkan kualitas ekosistem pasar modal Indonesia

PT APLIKASI EMITEN INDONESIA