Melihat portofolio investasi turun drastis adalah salah satu pengalaman paling menyakitkan bagi investor. Seketika, rasa puas diri (complacency) digantikan oleh gelombang fear yang luar biasa. Kerugian di atas kertas seringkali memicu reaksi irasional: investor panik menjual saham berkualitas yang harganya sedang diskon, hanya untuk “mengamankan” sisa modal, padahal itu adalah tindakan yang mengubah kerugian sementara menjadi kerugian permanen.

Sebaliknya, ada juga investor yang didorong oleh greed yang keliru. Mereka mencoba “melipatgandakan” kembali uang yang hilang dengan melakukan trading spekulatif berisiko tinggi (revenge trading). Sayangnya, emosi yang kacau balau jarang menghasilkan keputusan yang bijak, dan revenge trading seringkali hanya mempercepat kehancuran portofolio. Psikologi pasar saat terjadi penurunan drastis adalah badai emosi yang harus dikendalikan dengan disiplin.

Kegagalan utama investor di momen kritis ini adalah memperlakukan kerugian sebagai final dan bukan sebagai bagian dari siklus. Mereka lupa bahwa pasar saham selalu rebound. Pertanyaannya, bagaimana investor profesional—yang juga mengalami penurunan portofolio—mengatur psikologi mereka, dan apa strategi aman yang logis untuk mengendalikan fear vs greed saat modal sedang tertekan?

Kondisi pasar saat koreksi dalam menunjukkan bahwa volatilitas adalah harga yang harus dibayar untuk return tinggi. Logika investor cerdas mengerti bahwa penurunan drastis bukanlah kegagalan investing, melainkan kegagalan risk management jika penurunan itu membuat mereka panik. Mereka membedakan antara penurunan harga dan penurunan nilai intrinsik.

Investor profesional fokus pada laporan keuangan terbaru perusahaan di portofolio mereka. Jika laba, cash flow, dan neraca perusahaan masih solid, penurunan harga di pasar hanyalah anomali yang disebabkan oleh fear kolektif. Contoh kasus nyata adalah saat krisis global melanda; harga semua saham jatuh, tetapi bank-bank yang memiliki cadangan modal kuat dan perusahaan makanan konsumen yang labanya stabil akan rebound lebih cepat. Mereka tahu peluang pasar tersembunyi.

Inti masalahnya adalah perspektif waktu. Investor yang panik biasanya memiliki horizon waktu yang pendek. Investor profesional memiliki horizon waktu yang panjang, yang memungkinkan mereka untuk “tidur nyenyak” saat pasar turun. Kerugian portofolio dilihat sebagai discount untuk melanjutkan strategi akumulasi (jika dry powder tersedia), bukan sebagai sinyal untuk menjual.

Untuk mengatur psikologi dan menyusun strategi aman saat portofolio turun drastis, terapkan panduan nyata yang menenangkan emosi. Pertama, Review Investment Thesis Awal Anda. Panduan nyata: jangan lihat harga saham di layar, tetapi buka catatan fundamental Anda. Apakah alasan utama Anda membeli saham (misalnya, pertumbuhan laba 15% per tahun dan utang rendah) masih valid? Jika iya, penurunan harga adalah hadiah, bukan ancaman. Ini adalah cara rasional mengendalikan fear.

Kedua, Fokus pada Kontrol, Bukan Hasil. Anda tidak bisa mengontrol pergerakan harga pasar, tetapi Anda bisa mengontrol action Anda sendiri. Kontrol greed dengan tidak melakukan trading spekulatif. Kontrol fear dengan mengecek kembali alokasi aset. Jika penurunan ini membuat Anda tidak bisa tidur, berarti bobot risiko portofolio Anda terlalu tinggi, dan Anda perlu menyesuaikan alokasi. Mindset ini mendorong Anda menjadi investor yang terarah dan tenang.

Ketiga, Terapkan Strategi Averaging Down yang Terukur. Jika penurunan drastis terjadi pada saham berkualitas tinggi (yang fundamentalnya masih solid), gunakan dry powder untuk membeli secara bertahap. Ini adalah greed yang terdidik: memanfaatkan diskon untuk menurunkan biaya rata-rata perolehan, tetapi hanya pada saham yang teruji. Jika saham tersebut fundamentalnya buruk, lupakan dan akui kesalahan; jangan coba-coba average down.

Mengatur psikologi saat portofolio turun drastis adalah tentang menukar emosi dengan logika dan disiplin. Investor cerdas menjadikan koreksi sebagai ujian bagi investment thesis mereka. Mereka melawan fear dengan kembali ke data fundamental, dan melawan greed yang merusak dengan menghindari revenge trading. Ingat, pasar saham adalah mekanisme untuk mentransfer kekayaan dari yang tidak sabar ke yang sabar. Pantau data dan analisis investasi terkini hanya di emiten.com/info agar tidak tertinggal peluang berikutnya.

© 2025, magang. All rights reserved.

Artikel Lainnya oleh Tim editor emiten.com

Leave a Comment

Startup yang terus berkomitmen tingkatkan kualitas ekosistem pasar modal Indonesia

PT APLIKASI EMITEN INDONESIA