7 Kesalahan Umum Menganalisis Saham

Trading dan investasi saham saat ini sedang digemari oleh banyak generasi muda Indonesia. Namun sayangnya, banyak dari trader dan investor pemula tersebut tidak mengetahui kalau investasi saham sama halnya dengan berbisnis pada umumnya. Ada kalanya untung dan ada kalanya rugi.

Kerugian dalam trading saham sering kali diakibatkan oleh kesalahan seorang trader atau investor dalam mengambil keputusan. Oleh sebab itu, seorang trader dan investor penting untuk mengetahui kesalahan apa saja yang jamak dilakukan oleh trader dan investor pemula sehingga mereka bisa menghindarinya. Berikut ini 7 kesalahan umum dalam menganalisis saham:

1. Tidak Bisa Memilah Informasi

Di zaman internet seperti saat ini ada banyak informasi yang bisa Anda dapatkan setiap harinya. Di satu sisi, informasi tersebut dapat membantu Anda menentukan keputusan yang tepat, tapi di sisi lain kalau tidak diseleksi dengan benar, Anda justru akan kebingungan dalam menentukan keputusan atau bahkan mengambil keputusan yang salah.

Untuk mengatasi hal ini, Anda bisa membaca informasi ekonomi dan investasi dari laman-laman berita kredibel, memilih aplikasi trading yang sudah ada fitur news atau menggunakan aplikasi berita saham yang bisa didapatkan dengan gratis. Tujuannya adalah supaya berita yang masuk ke Anda adalah berita-berita dari sumber yang kredibel sehingga Anda tinggal memilih berita mana yang sedang Anda butuhkan.

2. Tidak Memahami Cerita Dibalik Angka

Trader dan investor di zaman modern ini banyak dimudahkan dengan adanya aplikasi trading. Di aplikasi trading tersebut sudah tercantum berbagai informasi keuangan perusahaan dan berbagai indikator teknis yang bisa digunakan.

Sayangnya, kemudahan ini sering kali tidak dibarengi dengan pemahaman mengenai indikator teknis dan fundamental yang digunakan. Tidak jarang investor atau trader pemula hanya menggunakan indikator teknis dan indikator fundamental secara sembarangan. Padahal pemahaman mengenai “cerita” ini sangat penting untuk menentukan keputusan yang trading yang tepat dan menghindari kerugian.

3. Tidak Menyiapkan dan Menerapkan Stop Loss

Stop loss adalah komponen penting dalam trading yang harus selalu ada terlepas dari strategi trading apapun yang Anda gunakan termasuk jika Anda adalah seorang sleeping investor. Stop loss ini berguna sebagai jaring pengaman jika pergerakan harga tidak sesuai dengan hasil analisis saham yang Anda lakukan.

Tidak hanya harus ada, seorang investor dan trader yang baik juga harus disiplin terhadap stop loss yang telah mereka tetapkan. Sebab, ketidakdisiplinan dalam menerapkan stop loss juga bisa berakhir dengan kerugian.

Terdapat beberapa indikator teknis yang bisa digunakan untuk membantu Anda menentukan titik stop loss yang sesuai seperti, pivot point, fibonacci retracement dan lain-lain.

4. Tidak Mempertimbangkan Faktor Fundamental

Kesalahan lain yang acap kali dilakukan oleh trader dan investor pemula adalah tidak mempertimbangkan faktor fundamental secara keseluruhan. Memang dalam trading jangka pendek, perubahan pada faktor fundamental mungkin tidak akan terlalu terasa, namun tentu saja hal ini akan sangat berbeda jika Anda adalah investor jangka panjang.

Adapun yang dimaksud dengan faktor fundamental di sini tidak hanya kondisi keuangan perusahaan, melainkan juga kondisi ekonomi dan sosial politik secara umum mulai dari inflasi, tingkat suku bunga, kebijakan pemerintah dan lain sebagainya.

Tentu Anda masih ingat bagaimana pandemi covid19 mempengaruhi kondisi pasar saham Indonesia bukan? Atau Anda tentu masih ingat kalau tingkat inflasi Amerika Serikat juga bisa mendorong sahamsaham dalam negeri berguguran. Faktor fundamental seperti inilah yang sering kali diabaikan oleh investor maupun trader pemula.

5. Mencari “The Next Big Thing”

Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan mencari “the next big thing”, akan tetapi hal ini akan menjadi salah apabila Anda mengidentifikasi “the next big thing” tersebut dengan kata “yang seperti perusahaan ini loh..”.

Misalnya, Anda mengidentifikasikan “the next big thing”  sebagai perusahaan yang perkembangannya serupa dengan Tesla dan Netflix. Kita semua tahu bagaimana perkembangan saham kedua perusahaan tersebut dalam beberapa tahun belakangan ini dan ingin berinvestasi di perusahaan seperti itu ketika harganya masih murah.

Sebaiknya Anda tidak melakukan hal ini karena setiap perusahaan memiliki ciri khas dan bisnis yang berbeda sehingga Anda tidak bisa menyamakan perusahaan satu dengan yang lainnya. Adapun yang Anda perlu lakukan adalah menganalisis bisnis dan keuangan perusahaan tersebut lalu memperkirakan apakah nilainya “undervalue” atau tidak.

6. Tidak Menerapkan Beberapa Indikator Sekaligus Secara Simultan

Dalam menyusun strategi trading saham, Anda setidaknya harus mempertimbangkan 3 faktor analisis yaitu: indikator fundamental, indikator teknis dan price action. Supaya strategi yang Anda buat berhasil, setidaknya Anda harus:

  1. Menganalisis variabel keuangan indikator fundamental selama beberapa periode sekaligus.
  2. Mengamati pola price action saham yang Anda inginkan selama beberapa periode trading.
  3. Menggunakan beberapa indikator teknis sekaligus.

Hal ini karena setiap indikator teknis dan price action memiliki kekurangan masing-masing. Price action dalam bentuk inside bar misalnya, bisa menjadi pola reversal dan continuation sekaligus.

Adapun alasan melakukan analisis variabel keuangan dalam beberapa periode sekaligus adalah karena setiap angka dalam setiap tahun membawa cerita yang berbeda. Contoh, nilai ROI sebuah perusahaan turun hingga menyentuh angka 2,5 di tahun 2014 dan tahun 2020.

Bisa jadi nilai ROI menurun pada tahun 2020 karena adanya penurunan laba bersih akibat covid19. Akan tetapi, cerita yang sama tentu tidak bisa digunakan untuk menjawab mengapa ROI perusahaan tersebut turun pada tahun 2015 karena pada tahun 2014 tidak ada covid19 sehingga Anda harus mencari penyebab lain. Bisa jadi nilai ROI perusahaan turun akibat kenaikan harga BBM sehingga daya beli masyarakat dan biaya produksi meningkat.

7. Tidak Menguji Strategi Dengan Backtesting

Salah satu fitur penting yang disediakan oleh aplikasi trading adalah fitur backtesting. Backtesting adalah fitur yang digunakan untuk menguji strategi trading dengan memanfaatkan data-data pergerakan harga yang telah lalu sehingga trader atau investor dapat menentukan strategi trading yang tepat dengan tanpa mengorbankan modal sepeser pun.

Banyak trader pemula yang tidak menggunakan fitur ini dan langsung menerapkan strategi yang mereka susun ke dalam trading real time. Akibatnya, ketika strategi trading tersebut memiliki tingkat akurasi yang lebih rendah dibanding perkiraan, modal investasi mereka berkurang.

Nah, itu tadi pembahasan mengenai 7 kesalahan umum dalam menganalisis saham. Beli saham tidak sama dengan beli togel atau judi lainnya yang bisa menang atau kalah hanya dari tebakan saja. Ada banyak faktor yang bisa Anda analisis untuk memperkirakan keuntungan investasi dan trading di instrumen pasar modal satu ini.

Untuk bisa menganalisis saham dengan baik dan benar memang dibutuhkan pengetahuan, ketelatenan dan pengalaman. Namun, pengetahuan, ketelatenan dan kesabaran tersebut niscaya akan terbayarkan jika Anda berhasil menjadi investor dan trader yang sukses.

© 2022, Moderator emiten.com. All rights reserved.

Artikel Lainnya oleh Tim editor emiten.com

Startup yang terus berkomitmen tingkatkan kualitas ekosistem pasar modal Indonesia

PT APLIKASI EMITEN INDONESIA