Dalam dunia investasi saham, banyak investor pemula yang merasa bahwa informasi gratis dari media sosial, forum online, atau grup chat bisa menjadi jalan pintas untuk meraih keuntungan cepat. Mereka mudah tergoda dengan janji “saham ini akan naik cepat” atau “beli sekarang sebelum semua orang tahu.” Fenomena ini sering
Di dunia investasi saham, salah satu kesalahan yang sering dilakukan investor pemula adalah mengabaikan berita ekonomi sebagai alat strategis. Banyak dari mereka terlalu fokus pada pergerakan harga harian atau rekomendasi dari grup diskusi, sehingga sering terjebak dalam keputusan emosional. Ketika pasar tiba-tiba volatil akibat rilis data ekonomi, investor
Melihat perusahaan akan melakukan IPO sering membuat investor antusias sekaligus waspada. Banyak investor pemula tergiur untuk ikut serta karena ekspektasi keuntungan cepat dari kenaikan harga saham saat listing. Fenomena ini sering menimbulkan greed, di mana mereka membeli saham tanpa memahami fundamental perusahaan. Sebaliknya, fear muncul ketika berita negatif
Pasar saham selalu penuh dinamika. Banyak investor baru atau jangka pendek sering merasa panik saat melihat indeks harga saham anjlok, terutama ketika IHSG bergerak turun drastis. Fenomena ini sering terjadi ketika berita ekonomi global negatif muncul, inflasi meningkat, atau suku bunga naik. Reaksi cepat untuk menjual saham adalah
Dalam dunia investasi saham, banyak investor pemula maupun menengah sering menghadapi dilema yang sama: kapan harus membeli, kapan harus menjual, dan seberapa besar risiko yang mampu ditanggung. Banyak kasus investor yang awalnya percaya diri membeli saham high-risk karena terdorong greed, namun ketika pasar koreksi tiba, mereka panik dan
Pasar saham Indonesia selalu menarik perhatian, terutama bagi investor ritel yang mencari peluang cuan cepat. Namun, di balik lonjakan harga yang menggoda, banyak saham emiten kecil justru menjadi target bandar. Fenomena ini kerap menimbulkan kebingungan dan kekhawatiran bagi investor pemula. Banyak yang bertanya-tanya, mengapa saham yang seharusnya kecil