Sektor konsumer, khususnya barang kebutuhan pokok (Consumer Staples), sering dianggap sebagai benteng pertahanan portofolio saat krisis ekonomi melanda. Namun, tidak semua saham di sektor ini memiliki daya tahan yang sama. Banyak investor ritel, didorong oleh fear saat berita krisis, secara impulsive membeli saham konsumer apapun yang mereka kenal,
Ketika pasar dilanda ketidakpastian, gejolak, atau krisis, investor ritel sering didominasi oleh fear yang mendorong mereka ke aset-aset safe haven yang non-produktif, seperti menumpuk uang tunai. Di sisi lain, ada juga dorongan greed yang membuat mereka tetap mencoba berspekulasi pada saham gorengan atau second liner, berharap saham tersebut
Kondisi ekonomi melemah, yang ditandai dengan pertumbuhan PDB yang melambat, inflasi yang tinggi, atau kenaikan suku bunga, adalah sinyal kritis bagi investor. Mayoritas investor ritel bereaksi dengan dua cara ekstrem: pertama, didorong oleh fear, mereka menjual semua aset secara panik dan menumpuk uang tunai tanpa strategi. Kedua, didorong
Banyak investor ritel terjebak dalam trading spekulatif karena mereka memandang harga saham di papan perdagangan sebagai satu-satunya tolok ukur. Mereka didorong oleh greed untuk membeli saham yang harganya naik cepat dan didorong oleh fear untuk menjual saham yang harganya turun, tanpa pernah benar-benar memahami apa yang mereka beli.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah barometer utama kondisi pasar modal Indonesia. Bagi investor ritel, gejolak harian atau koreksi tajam pada IHSG seringkali memicu fear yang tak terkendali. Mereka melihat penurunan IHSG sebagai ancaman final terhadap modal, yang mendorong mereka untuk panik menjual di saat pasar sedang menawarkan
Ancaman resesi global adalah salah satu pemicu fear terbesar di pasar modal. Ketika berita perlambatan ekonomi, layoff massal, dan penurunan permintaan global mendominasi, investor ritel cenderung panik, menjual seluruh portofolio mereka tanpa pandang bulu. Mereka lupa bahwa bahkan di tengah resesi, selalu ada sektor-sektor yang resilient dan bahkan