Banyak investor mencari saham bukan hanya untuk keuntungan harga, tetapi juga untuk dividen yang stabil setiap tahun. Bagi sebagian orang, dividen merupakan sumber pendapatan pasif yang bisa diandalkan, apalagi bagi investor pensiunan atau mereka yang ingin portofolio lebih aman. Namun menemukan saham dengan potensi dividen yang konsisten tidak semudah membeli saham populer. Apa yang harus diperhatikan agar investasi Anda tetap menghasilkan pendapatan rutin meski pasar bergejolak?
Seringkali investor baru tergoda dengan imbal hasil tinggi dari dividen, lalu membeli saham tanpa memahami fundamental perusahaan. Akibatnya, ketika perusahaan mengalami tekanan ekonomi, dividen bisa dipotong atau bahkan dihentikan. Kondisi ini menimbulkan fear yang dapat memicu keputusan terburu-buru, seperti menjual saham di tengah harga jatuh. Investor berpengalaman memahami bahwa kestabilan dividen lebih penting daripada nominal tinggi dalam jangka panjang.
Saham dividen yang andal biasanya dimiliki oleh perusahaan dengan fundamental kuat, arus kas sehat, dan model bisnis yang terbukti tahan terhadap krisis ekonomi. Misalnya, perusahaan di sektor utilitas, konsumsi primer, dan keuangan sering kali memiliki catatan membayar dividen konsisten. Mereka menghasilkan laba stabil setiap tahun, sehingga mampu mendistribusikan dividen meski ekonomi sedang melambat. Investor yang cerdas tidak hanya melihat yield dividen saat ini, tetapi juga riwayat pembayaran dan prospek profitabilitas perusahaan ke depan.
Investor juga harus mempertimbangkan rasio pembayaran dividen (payout ratio). Rasio ini menunjukkan seberapa besar laba bersih yang dibayarkan sebagai dividen. Rasio terlalu tinggi bisa menjadi sinyal bahaya; perusahaan mungkin memaksa membayar dividen sehingga membahayakan pertumbuhan atau arus kas. Sebaliknya, payout ratio moderat, biasanya di bawah 70%, menunjukkan perusahaan mampu mempertahankan dividen sambil tetap berinvestasi dalam ekspansi dan inovasi.
Selain itu, investor senior memperhatikan stability of earnings. Fluktuasi laba yang tajam sering kali berdampak langsung pada pembayaran dividen. Dengan meninjau laporan keuangan selama 5–10 tahun terakhir, investor bisa menilai konsistensi laba perusahaan. Semakin stabil laba, semakin besar kemungkinan dividen akan dipertahankan setiap tahun. Ini juga membantu investor menghindari greed yang membuat mereka tergiur dividen tinggi sementara fundamental lemah.
Pemahaman industri juga penting. Beberapa sektor memiliki siklus musiman atau bergantung pada harga komoditas. Misalnya, perusahaan energi atau pertambangan mungkin membayar dividen tinggi ketika harga komoditas naik, tetapi menurunkan dividen saat harga turun. Investor yang ingin stabilitas jangka panjang akan lebih memilih sektor dengan arus kas dan permintaan produk yang relatif tidak berubah sepanjang tahun.
Strategi lain yang diterapkan investor cerdas adalah diversifikasi saham dividen. Tidak menaruh semua dana pada satu perusahaan mengurangi risiko dividen dipotong mendadak. Dengan menyebar investasi di beberapa saham dengan potensi dividen stabil dari sektor berbeda, investor bisa memastikan aliran pendapatan tetap konsisten meski salah satu perusahaan mengalami tekanan.
Investor yang berpengalaman juga melihat tren pembayaran dividen historis. Perusahaan yang secara konsisten menaikkan dividen setiap tahun menunjukkan manajemen yang sehat dan fokus pada pemegang saham. Tren ini sering menjadi indikator kuat bahwa dividen akan tetap stabil di masa depan, bahkan saat pasar mengalami volatilitas.
Terakhir, ketenangan investor sangat penting. Jangan tergiur imbal hasil tinggi yang tidak realistis. Fokus pada fundamental perusahaan, payout ratio sehat, arus kas stabil, dan diversifikasi portofolio. Dengan pendekatan ini, investor mampu menikmati pendapatan dividen yang konsisten sambil tetap menjaga portofolio aman dari risiko ekstrem.
Pantau data dan analisis investasi terkini hanya di emiten.com/info agar tidak tertinggal peluang berikutnya.
© 2025, magang. All rights reserved.