Quote “jangan biarkan waktu menipumu, karena waktu tak bisa kau taklukkan” oleh W.H. Auden mengingatkan kita mengenai pentingnya waktu untuk menyelesaikan segala pekerjaan yang kita miliki.
Kemajuan era membuat kita semakin menyadari bahwa produktivitas tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan secara sistematis dan tepat waktu sangat dibutuhkan. Namun, seringkali kita tidak menyadari jika waktu akan tetap bergerak tetapi tidak diimbangi dengan progres yang sesuai.
Banyak orang melakukan penyusunan jadwal atau skala prioritas di awal minggu atau bulan untuk bisa mengontrol kegiatannya, namun kenyataannya tidak semua orang benar-benar bisa mempraktikkannya secara menyeluruh karena pekerjaan tersebut pengerjaannya ditunda oleh sebab dan akibat tertentu.
Istilah menunda pekerjaan dalam kasus ini disebut dengan prokrastinasi. Secara harfiah, kata prokrastinasi berasal dari 2 kata, yakni “pro” yang berarti maju dan “crastinus” yang berarti hari esok. Jadi, definisi dari prokrastinasi adalah lakukan di hari esok.
Perlu diingat jika tidak semua penundaan kegiatan termasuk ke dalam kategori prokrastinasi. Terdapat beberapa hal yang memang membutuhkan tenggang waktu pengerjaan yang disebabkan oleh berbagai hal, sehingga pemberian istilah prokrastinasi tidak bisa sembarangan dan harus disesuaikan dengan konteks.
Secara konseptual, penyematan atau pemberian kata prokrastinasi kepada seseorang akan bisa dilakukan apabila mereka melakukan penundaan pekerjaan dengan mendahulukan pekerjaan tidak begitu penting dan di luar prioritas.
Selain itu, perlu untuk merenungi segala efek dari prokrastinasi karena hal tersebut berpengaruh buruk di segala aspek kehidupan. Agar lebih jelas, simak penjelasan mengenai efek dari prokrastinasi di bawah ini!
Saat pekerjaan ditunda akan ada begitu banyak peluang dan kesempatan yang terlewatkan dan hal tersebut kemungkinan besar tidak akan terulang lagi.
Oleh sebab itu, manfaatkan segala peluang dan kesempatan disaat menyelesaikan pekerjaan karena waktu yang tersisa bisa dimanfaatkan untuk melakukan pekerjaan dan tugas lainnya.
Apabila keinginan kuat tidak diselingi dengan niat dan komitmen maka hal tersebut tidak ada gunanya. Melakukan pekerjaan harus seimbang antara keinginan dan aksi karena akan jadi sia-sia jika kita telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun segala rencana dan skala prioritas, tetapi tidak diimbangi dengan aksi nyata.
Jika sikap dan tindakan masih berjalan tidak beriringan, maka jangan pernah menyalahkan keadaan dan penyesalan pun akan ditemui karena pekerjaan menjadi tidak sesuai target dan berantakan.
Dalam dunia kerja, profesionalitas adalah hal utama dan itu dilihat dari bagaimana kita bertanggung jawab untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan dan kewajiban.
Jika pekerjaan selalu ditunda pengerjaannya, maka sudah bisa dipastikan jika hubungan dengan atasan atau sesama pekerja secara otomatis akan terganggu sebagai imbas dari sikap tidak bertanggung jawab.
Hubungan menjadi tidak harmonis seperti sebelumnya dan mengancam reputasi baik yang telah dibangun selama ini. Selain itu, dampak dari sikap tersebut juga akan memengaruhi kinerja orang lain apalagi jika pekerjaan tersebut dikhususkan untuk dikerjakan secara bersama-sama.
Menunda pekerjaan dengan memprioritaskan hal tidak penting lainnya sesungguhnya telah berhasil membuat waktu berharga kita terbuang secara percuma.
Bayangkan saja jika waktu yang seharusnya digunakan untuk dihabiskan bersama orang tua, keluarga, pasangan, dan kerabat lainnya menjadi tersita akibat penundaan pekerjaan yang dilakukan.
Dengan terbuangnya waktu, kita secara tidak sadar telah melewatkan berbagai hal untuk sementara waktu dan menyulitkan diri sendiri untuk berkembang, bertumbuh, serta membuka wawasan dalam hal lain.
Menunda pekerjaan juga bisa berakibat fatal pada terganggunya kesehatan. Berbagai gangguan kesehatan bisa muncul, seperti masalah pencernaan, stress, kelelahan berlebih, susah tidur, depresi, hingga kematian.
Hal ini sangat berkaitan karena ketika pekerjaan ditunda, secara otomatis tubuh dipaksa untuk bergerak dan berpikir keras karena mencoba untuk mengejar ketertinggalan
Secara otomatis, kita akan melupakan kewajiban kita lainnya seperti makan dan minum dan itu berakibat fatal pada melemahnya kekuatan tubuh karena tidak diimbangi oleh nutrisi.
Oleh karena itu, lakukanlah pekerjaan dengan memanfaatkan waktu seefisien mungkin agar hasil pekerjaan bisa menghasilkan sesuatu yang maksimal.
Apapun alasannya, jika pekerjaan memang harus diselesaikan dan tidak ada halangan besar, segera selesaikan tiap pekerjaan dan jangan pernah membiasakan diri untuk menunda-nundanya.
Daripada menunda pekerjaan dengan mengerjakan pekerjaan tidak penting lainnya, sebaiknya segera selesaikan karena hal tersebut akan menggambarkan jika kita adalah orang yang bertanggung jawab, berkomitmen, serta mempunyai dedikasi tinggi untuk membangun perusahaan.
© 2021, Moderator emiten.com. All rights reserved.
Startup yang terus berkomitmen tingkatkan kualitas ekosistem pasar modal Indonesia
PT APLIKASI EMITEN INDONESIA