Bagi banyak investor ritel, momen paling rentan adalah ketika portofolio mulai mencatatkan keuntungan. Dorongan greed yang tak terkontrol muncul, memicu keinginan untuk segera merealisasikan keuntungan (selling too soon). Mereka takut keuntungan yang sudah ada akan lenyap (fear of giving back profits), sehingga mereka menjual saham yang berfundamental kuat hanya karena harganya naik 10% atau 20%. Tindakan ini sering disebut picking up pennies in front of a steamroller.
Situasi nyata menunjukkan bahwa kerugian terbesar dalam investasi seringkali bukan berasal dari kerugian, melainkan dari oportunitas yang hilang—menjual terlalu dini saham yang kemudian naik ratusan persen. Investor yang terburu-buru mengambil keuntungan gagal memahami konsep pertumbuhan majemuk (compounding) dan gagal membedakan antara fluktuasi harga jangka pendek dengan potensi nilai intrinsik jangka panjang perusahaan.
Investor profesional, sebaliknya, tampak sabar dan seringkali menahan saham yang sudah naik berkali-kali lipat. Mereka memiliki strategi aman yang logis untuk menentukan kapan keuntungan harus diambil. Pertanyaannya, apa logika yang membuat investor cerdas tidak pernah terburu-buru, dan bagaimana mereka mengendalikan fear kehilangan keuntungan demi greed yang lebih besar dan rasional di masa depan?
Kondisi pasar yang penuh volatilitas menuntut kesabaran yang luar biasa. Logika investor cerdas adalah memandang saham sebagai kepemilikan bisnis. Mereka tahu bahwa selama kualitas fundamental bisnis (laba, cash flow, market share) terus meningkat, nilai saham secara inheren juga akan meningkat. Menjual saham hanya karena harganya naik sedikit sama dengan menjual mesin pencetak uang.
Investor profesional memprioritaskan rasio Risk-Reward. Mereka tahu bahwa biaya pajak dan biaya transaksi akibat trading yang terlalu sering akan mengikis return jangka panjang. Contoh kasus nyata adalah emiten blue chip yang labanya tumbuh konsisten 15% per tahun. Jika saham ini dijual prematur, investor kehilangan keuntungan majemuk yang seharusnya terakumulasi selama puluhan tahun. Greed mereka terfokus pada pertumbuhan eksponensial nilai bisnis, bukan pada capital gain linear sesaat.
Inti masalahnya, keputusan mengambil keuntungan harus didasarkan pada perubahan fundamental atau valuasi yang ekstrem, bukan persentase kenaikan harga. Jika harga saham sudah melonjak 300%, tetapi laba perusahaan sudah naik 500% (sehingga valuasi (PER) masih wajar), investor cerdas akan tetap menahannya. Mereka melawan fear kehilangan keuntungan dengan berpegang teguh pada investment thesis awal: Jual hanya jika fundamental perusahaan memburuk atau jika valuasi sudah mencapai tingkat yang tidak masuk akal (bubble).
Untuk mengadopsi pola pikir yang sabar dan tidak terburu-buru mengambil keuntungan, terapkan tiga panduan nyata yang disiplin. Pertama, Gunakan Target Price Berbasis Nilai Intrinsik. Panduan nyata: Tentukan target harga jual berdasarkan perhitungan nilai wajar perusahaan di masa depan, bukan berdasarkan persentase kenaikan. Hanya jual jika harga pasar sudah melampaui nilai intrinsik yang wajar (terlalu tinggi greed pasar) dan tidak ada katalis pertumbuhan baru.
Kedua, Terapkan Trailing Stop Berbasis Fundamental/Teknikal. Alih-alih menjual semuanya, gunakan trailing stop loss atau trailing stop profit yang didasarkan pada indikator teknikal jangka panjang (misalnya, jika harga menembus MA-50 atau MA-200). Atau, jual sebagian kecil posisi hanya jika ada penurunan signifikan pada ROE perusahaan. Mindset ini membantu Anda menjadi investor yang terarah dan tenang, mengamankan keuntungan sambil tetap memberikan ruang bagi pertumbuhan.
Ketiga, Lakukan Rebalancing untuk Mengontrol Risiko, Bukan Keuntungan. Jika satu saham Anda naik terlalu tinggi sehingga bobotnya mendominasi portofolio (misalnya dari 10% menjadi 40%), lakukan rebalancing dengan menjual sebagian kecil. Ini bukan aksi ambil untung karena greed, tetapi aksi manajemen risiko untuk mengembalikan alokasi ke proporsi yang aman, melawan fear konsentrasi risiko.
Ketidakmampuan untuk menahan keuntungan adalah penghalang terbesar menuju kekayaan jangka panjang. Investor cerdas mengerti bahwa potensi return terbesar ada pada kesabaran dan efek majemuk. Mereka melawan greed yang bersifat jangka pendek dengan logika pertumbuhan bisnis, dan melawan fear kehilangan keuntungan dengan berpegang pada analisis fundamental yang kuat. Pantau data dan analisis investasi terkini hanya di emiten.com/info agar tidak tertinggal peluang berikutnya.
© 2025, magang. All rights reserved.