Keberadaan modal dalam kegiatan bisnis berperan penting bagi kelancaran berjalannya berbagai kegiatan operasional perusahaan karena menyangkut pada penyediaan dana untuk melakukan produksi serta distribusi barang, keperluan berinvestasi, serta berbagai aktiftas lainnya yang berkaitan dengan bisnis. Untuk itu, penting untuk melakukan pengawasan, kontrol, serta pemeliharaan terhadap ketersediaan dari modal bisnis karena berpengaruh kuat bagi perusahaan. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan terkait modal di bawah ini ya!
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), modal diartikan sebagai dana yang digunakan oleh para pelaku bisnis dalam menjalankan kegiatan bisnisnya yang meliputi aktifitas transaksi jual dan beli. Modal dikatakan pula sebagai satuan pokok yang terdiri dari harta dan aset yang dimiliki oleh perseorangan atau suatu lembaga yang mampu menunjang aktifitas yang dilakoninya sebagai bagian dari proses mencapai sebuah tujuan tertentu.
Dalam kaitan bisnis, modal selalu dikorelasikan sebagai sesuatu yang dapat mendorong terjadinya produksi yang nantinya mampu untuk menyerap keuntungan, di mana keuntungan tersebut nantinya berfungsi sebagai pendanaan pada produksi di masa selanjutnya atau dapat pula dialihkan ke dalam bentuk lainnya. Sekecil apapun modal yang dibutuhkan dalam suatu usaha, para pelaku bisnis diharapkan untuk selalu menyimpan cadangan modal yang disesuaikan dengan skala kebutuhan prioritas yang nantinya akan berguna di masa-masa yang akan datang.
Modal hadir sebagai penyelamat perusahaan karena dapat menjamin terjadinya pemenuhan terkait biaya-biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional. Biaya-biaya operasional itu dapat terdiri dari pembayaran sewa tempat untuk produksi atau penjualan produk, biaya transportasi untuk distribusi, biaya pembelian bahan baku utama dan pendukung produksi, penyediaan alat-alat produksi, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, penting untuk melakukan perencanaan matang dalam menyusun pembagian pembiayaan dalam penggunaan modal karena bersifat krusial.
Jika perusahaan telah berhasil mencapai target penjualan dan memperoleh keuntungan maka hal tersebut tentu saja akan berdampak pada keberhasilan perusahaan dalam menjamin segala hal yang berkaitan dengan bisnisnya. Di samping itu, kesejahteraan karyawan akan terpenuhi karena pembayaran gaji dapat dilakukan secara lancar tanpa adanya kendala. Efek jangka panjangnya adalah semakin perusahaan mampu memenuhi kesejahteraan pekerjanya, maka akan semakin tinggi pula nilai produktivitas dari para pekerja.
1. Sumber Modal Internal
Sumber modal internal dapat dikatakan sebagai kumpulan dana yang berperan sebagai penyedia dalam memproduksi suatu produk bisnis yang selanjutnya dijual untuk perolehan kekayaan nilai yang berguna bagi perusahaan. Hal yang perlu diketahui adalah modal internal ini lebih sulit untuk menyesuaikan dalam proses pengembangan bisnis karena bersifat tetap dan terbatas. Beberapa contoh dari modal internal dapat berupa gedung, mesin, kendaraan, laba ditahan, akumulasi nilai penyusutan, serta beberapa sumber modal lainnya.
2. Sumber Modal Eksternal
Sumber modal eksternal dapat dikatakan sebagai kumpulan dana yang berasal dari luar perusahaan. Modal eksternal ini sangat penting karena dapat mengisi kekurangan dari sumber modal internal yang sifatnya terbatas. Dengan adanya keterbatasan yang ada pada modal internal, membuat modal eksternal penting karena sifatnya tidak terbatas, sehingga penting untuk melakukan pengembangan terhadap cadangan dari sumber modal eksternal karena akan mampu menopang pendanaan operasional suatu perusahaan. Modal eksternal dapat bersumber dari nilai-nilai investasi yang ditanamkan oleh para investor atau pinjaman bank.
1. Modal Sosial
Modal sosial adalah jenis modal yang dimiliki oleh masyarakat yang nantinya akan mampu memberikan keuntungan bagi para pelaku bisnis saat melakukan berlangsungnya proses operasional produksi. Adapun contoh dari modal sosial dapat berupa infrastruktur milik negara, seperti jalan raya, bandara, jembatan, dan fasilitas-fasilitas umum lainnya.
2. Modal Perseorangan
Modal perseorangan adalah jenis modal yang diperoleh dari pihak-pihak yang memiliki fungsi untuk memudahkan serta memperlancar berjalannya berbagai aktifitas yang mengarah pada pemberian keuntungan berupa laba bagi pemiliknya. Adapun contoh dari modal perseorangan adalah tabungan, saham, reksadana, deposito, properti, dan sebagainya.
3. Modal Abstrak (Modal Pasif)
Modal abstrak adalah jenis modal yang tidak bisa dilihat secara kasat mata, namun bisa dirasakan kehadirannya dan bernilai penting bagi keberlangsungan suatu perusahaan. Modal abstrak juga bisa disebut sebagai aset yang tidak terlihat (intangible asset) karena fokusnya berpatokan pada pemberian kekuatan secara personal kepada perusahaan yang sifatnya tidak terbatas dan mampu dikembangkan secara lebih baik lagi. Adapun contoh dari modal abstrak adalah reputasi, citra, keahlian dan kemampuan karyawan, relasi, hak cipta, dan sebagainya.
4. Modal Konkret (Modal Aktif)
Modal konkret adalah jenis modal yang bersifat aktif yang bisa dilihat dan disentuh dengan panca indera. Salah satu kekurangan dari modal konkret adalah memiliki nilai masa habis pakai yang sewaktu-waktu keberadaannya dapat diganti. Adapun contoh dari modal ini adalah bahan baku produksi, gedung, mesin, kendaraan, barang habis pakai, dan sebagainya.
Modal merupakan sekumpulan dana yang dimiliki oleh perusahaan yang berguna untuk menjalankan berbagai kegiatan operasional perusahaan. Semakin besar modal yang dimiliki oleh perusahaan maka akan semakin membuat perusahaan tersebut mampu mengendalikan jalannya bisnis. Dan hal tersebut akan berdampak pada meningkatnya kesejahteraan serta produktivitas dari para pekerja dan hal tersebut akan menguntungkan perusahaan.
Baca Juga
Modal Ventura: Pengertian, Dasar Hukum, Serta Manfaatnya
© 2021 – 2024, Moderator emiten.com. All rights reserved.