Jika berbicara mengenai bahan baku pada suatu industri, baik industri rumah tangga maupun industri skala besar tentunya memiliki bahan baku yang jenis dan prosesnya diolah menjadi produk akhir.

Secara sederhana, bahan baku merupakan bahan yang digunakan dalam pembuatan suatu produk. Jadi, bahan-bahan tersebut bisa diperjualbelikan atau didistribusikan untuk diolah kembali hingga menjadi produk jadi atau dijual sebagai produk setengah jadi.

Pemilihan bahan baku akan mempengaruhi bagaimana kualitas serta kuantitas dari produk jadi. Lantas seperti apa definisi sebenarnya dari bahan baku dan jenis-jenis? Simak ulasannya di bawah ini!

Pengertian Bahan Baku 

Bahan baku adalah berbagai bahan yang digunakan untuk membuat barang jadi dan saling menempel menjadi barang jadi. Bahan baku memegang peranan penting bagi proses kegiatan produksi serta distribusi sebuah produk karena hal tersebut akan membantu memperhitungkan segala usaha, produktivitas, serta penerimaan pendapatan oleh perusahaan. 

Tanpa adanya bahan baku bagi produksi terhadap komoditas tertentu, kebutuhan masyarakat akan sulit terpenuhi sehingga hal tersebut mampu memengaruhi terjadinya kelangkaan, naiknya harga produk, dan menurunkan kesejahteraan dari masyarakat. 

Jenis-Jenis Bahan Baku

Sebagai seorang pebisnis, penting untuk dapat memahami berbagai jenis bahan baku yang dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: 

1. Bahan Baku Langsung

Bahan baku langsung adalah bahan utama dan bernilai penting bagi keberlangsungan kegiatan produksi suatu produk. Tanpa adanya bahan baku langsung, produk pun akan sulit untuk diproduksi. 

2. Bahan Baku Tidak Langsung

Bahan baku tidak langsung adalah bahan baku yang berperan langsung sebagai bahan utama dalam kegiatan proses produksi akan tetapi bahan tersebut tidak langsung terlihat saat produk telah mencapai tahap pasca produksi. 

Faktor yang Memengaruhi Persediaan Bahan Baku

Kebanyakan orang mungkin mengira bahwa bahan baku memiliki sifat tidak terbatas, dapat diperoleh dengan mudah, atau dapat diproduksi kembali setiap waktunya. Nyatanya, asumsi tersebut tidak benar karena ketersediaan bahan baku juga memungkinkan untuk mengalami kelangkaan. 

Lalu, apa saja faktor-faktor penyebab terpengaruhinya persediaan bahan baku? Berikut ini penjelasannya:

1. Model Pembelian Bahan Baku

Model ini mempengaruhi nilai atau jumlah persediaan bahan baku dalam suatu kegiatan usaha. Dengan model pembelian bahan yang berbeda maka total nilai pembelian optimal yang dihasilkan pastinya akan berbeda pula.

Misalnya, dalam membuat kursi tentu saja model pembelian kayu dan paku juga memiliki harga berbeda-beda. Jadi, jangan pernah melupakan keberadaan hal-hal tersebut sebagai faktor penting yang turut mempengaruhi tingkat ketersediaan bahan baku suatu industri.

2. Perkiraan Penggunaan Bahan Baku

Saat bahan baku akan memasuki tahap produksi, tentunya masing-masing pemilik usaha memiliki ukuran biaya perusahaan manufaktur dalam mencatat berapa lama bahan tersebut akan digunakan untuk proses pembuatan produk jadi.  Ternyata hal ini juga menjadi faktor yang mempengaruhi persediaan dari bahan baku tersebut karena perkiraan jumlah yang digunakan dalam proses saat ini akan menjadi patokan utama untuk produksi barang-barang usaha di masa mendatang. 

3. Harga Bahan Baku

Faktor harga bahan baku menjadi dasar atau dasar bagi pengusaha untuk menyusun perhitungan yang harus disediakan agar nilai investasi terkait dengan kepentingan usaha. Jadi, penting untuk memperhatikan setiap gerakan setiap saat.

4. Biaya Persediaan Bahan Baku

Untuk pembelian bahan baku, perusahaan harus mempunyai biaya tersendiri dari pembelian lainnya.  Yang mana perusahaan akan menghitung berapa biaya untuk membelinya.  Selain itu, seberapa lama bahan tersebut bisa bertahan, sehingga keberadaannya sangat berpengaruh.

5. Keamanan Persediaan

Faktor penting lainnya yakni, ketersediaan material ini mampu memberikan keamanan dalam hal produksi.  Untuk alasan ini, perusahaan umumnya memiliki stok pengamanan yang baik untuk memastikan bahwa produk ini tetap ada saat dibutuhkan.

Umumnya perbekalan tersebut tidak dalam jumlah banyak dan hanya digunakan pada waktu tertentu saja.

6. Waktu Pemesanan Bahan Baku

Waktu pemesanan bahan baku erat kaitannya dengan tenggat waktu yang dilakukan saat pemesanan bahan dan setelah bahan sampai.

Jadi waktu tunggu atau waktu muat ini sangat penting untuk diperhatikan karena jika diabaikan akan menyebabkan kekurangan bahan baku sehingga bisa memengaruhi terganggunya ketersediaan bahan produksi serta waktu produksi hingga proses distribusi kepada konsumen. 

7. Kebijakan Pembelian Bahan Baku

Faktor ini akan sangat mempengaruhi kebijakan pengeluaran di suatu perusahaan.  Hal ini terkait erat dengan ketersediaan bahan baku, dan cara menjaga ketersediaannya.  Selain itu, seberapa besar uang yang dapat digunakan untuk berinvestasi pada persediaan bahan baku ini juga akan dipengaruhi oleh berbagai faktor tersebut.

8. Pembelian Kembali

Faktor terakhir adalah melakukan pembelian kembali untuk mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan agar nantinya bahan baku dapat masuk dengan benar dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Penutup

Penjelasan di atas mengenai bahan baku telah membuat kita menyadari bahwa bahan baku mempunyai peranan penting dalam mensejahterakan kehidupan manusia melalui ketersediaan berbagai produk-produk barang jadi dalam pasar. 

Dampak dari terjadinya kelangkaan bahan baku begitu memengaruhi keberlangsungan proses produksi serta aspek perekonomian secara global. Selain itu, perlu diingat jika bahan baku produksi tidak semuanya bersifat mudah serta cepat ditemukan karena bahan utama untuk membuat bahan baku tersedia melalui pemanfaatan sumber daya alam.

Apabila sumber daya alam tidak mampu menghasilkan bahan utama untuk produksi bahan baku, maka sudah dapat dipastikan jika ketersediaan dari bahan baku untuk produksi akan semakin sulit ditemukan serta diolah menjadi produk jadi. 

© 2021, Moderator emiten.com. All rights reserved.

Artikel Lainnya oleh Tim editor emiten.com

Startup yang terus berkomitmen tingkatkan kualitas ekosistem pasar modal Indonesia

PT APLIKASI EMITEN INDONESIA