Bagi sebagian besar investor, portofolio mereka terpusat pada pasar domestik (IHSG), didorong oleh rasa nyaman dan familiar. Namun, strategi ini menyimpan risiko besar: seluruh kekayaan terikat pada satu mata uang dan satu siklus ekonomi. Ketika pasar domestik mengalami guncangan makro, seperti pelemahan Rupiah atau krisis likuiditas, investor seringkali dilanda fear karena tidak ada tempat berlindung (safe haven) dalam portofolionya.
Di sisi lain, ada investor yang didorong oleh greed buta untuk mengejar return tinggi dari pasar global (misalnya, saham teknologi AS) tanpa memahami risiko mata uang atau regulasi asing. Mereka gagal melihat bahwa diversifikasi sejati bukanlah hanya menambah jumlah saham, melainkan menambahkan keragaman geografis dan siklus ekonomi.
Kegagalan umum investor adalah memperlakukan pasar lokal dan global sebagai dua entitas yang harus bersaing, padahal keduanya harus bekerja bersama. Pertanyaannya, bagaimana investor cerdas menyusun strategi aman untuk mendiversifikasi secara efektif antara saham lokal dan global, dan trik apa yang digunakan untuk memanfaatkan perbedaan siklus demi mendapatkan peluang pasar?
Kondisi ekonomi global saat ini sangat tidak sinkron. Ketika ekonomi AS sedang berjuang melawan inflasi dan menaikkan suku bunga, pasar negara berkembang (seperti Indonesia) mungkin berada di fase commodity boom atau menikmati economic stability. Logika investor cerdas adalah memanfaatkan korelasi rendah antar pasar ini. Diversifikasi geografis mengurangi risiko single-market failure.
Investor profesional melihat diversifikasi global sebagai alat manajemen risiko valuta asing dan peluang pasar siklus. Contoh kasus nyata, ketika Rupiah melemah (memicu fear di pasar domestik), saham global dalam Dolar AS (yang dimiliki investor) justru meningkatkan nilai portofolio jika dikonversi kembali ke Rupiah. Ini memberikan buffer psikologis dan finansial.
Inti masalahnya, diversifikasi yang efektif harus berfokus pada alokasi sektor yang kontras. Pasar domestik Indonesia didominasi oleh perbankan, komoditas, dan konsumer. Sementara pasar global, terutama AS, didominasi oleh teknologi dan bioteknologi. Dengan menggabungkan keduanya, investor cerdas mendapatkan cakupan sektor yang luas, mengurangi ketergantungan pada beberapa sektor unggulan IHSG saja.
Untuk menyusun strategi aman diversifikasi antara saham lokal dan global, terapkan tiga trik alokasi yang logis. Pertama, Tetapkan Core dan Satellite Berdasarkan Domisili. Panduan nyata adalah menjadikan pasar domestik (IHSG) sebagai Core Portfolio (inti, bobot terbesar) karena kemudahan akses dan pemahaman regulasi. Saham global diperlakukan sebagai Satellite Portfolio (tambahan), yang fungsinya adalah mencari pertumbuhan spesifik (growth) dan lindung nilai valas.
Kedua, Alokasikan Sektor yang Kurang Terwakili di IHSG. Gunakan investasi global untuk mengisi kekosongan investasi. Misalnya, jika IHSG kurang memiliki leader di sektor Cloud Computing atau Artificial Intelligence (AI), gunakan saham global untuk mengejar peluang pasar di sektor-sektor tersebut. Ini adalah cara rasional mengarahkan greed Anda ke sektor dengan potensi pertumbuhan tinggi yang tidak tersedia di dalam negeri.
Ketiga, Lakukan Rebalancing Berbasis Valuasi Siklus. Jangan biarkan fear atau greed menentukan kapan harus rebalance. Ketika pasar lokal mencapai valuasi tinggi (tinggi greed) dan pasar global sedang terkoreksi (tinggi fear), strategi aman adalah menjual sebagian aset lokal dan memindahkannya ke aset global yang sedang diskon, dan sebaliknya. Mindset ini memastikan Anda selalu membeli aset yang lebih murah dan menjual aset yang lebih mahal. Jadilah investor yang terarah dan tenang.
Diversifikasi antara pasar lokal dan global adalah kunci untuk menciptakan portofolio yang tangguh dan resilient. Investor cerdas melawan fear dengan memiliki buffer valuta asing, dan memanfaatkan greed dengan mengeksploitasi peluang pasar di sektor dan siklus yang berbeda. Ingat, home bias (kecenderungan berinvestasi di pasar sendiri) adalah risiko yang harus diatasi dengan logika dan analisis. Pantau data dan analisis investasi terkini hanya di emiten.com/info agar tidak tertinggal peluang berikutnya.
© 2025, magang. All rights reserved.