Strategi value investing belakangan ini dijadikan sebagai salah satu taktik investasi yang dianggap bisa menghasilkan nilai atau keuntungan besar. Value investing membutuhkan waktu lebih untuk bisa memperoleh analisa terbaik sebelum menentukan saham mana yang layak dan mempunyai fundamental bagus untuk dibeli.

Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika value investing diminati oleh sebagian investor, tak terkecuali investor pemula karena investasi dapat dilakukan dengan modal minim, sehingga mampu membeli sejumlah lot saham dalam satu kali transaksi.

Namun di setiap keunggulan pasti terdapat kekurangannya, begitu pula dengan value investing. Adapun kekurangan dari value investing adalah menimbulkan suatu stimulus bagi terciptanya sebuah ancaman berupa value trap yang berdampak pada kesalahan dalam menentukan saham yang hendak diinvestasikan.

Pengertian Value Trap

Value trap diartikan sebagai investasi saham yang nilai harganya tampak murah karena mempunyai valuasi rendah untuk jangka waktu yang relatif lama. Indikator dari perhitungan ini dilihat berdasarkan rasio Price to Earnings dan Price to Book Value.

Mengapa hal tersebut menjadi suatu ancaman bagi investor? Karena untuk jangka waktu lama kita tidak pernah mengetahui bagaimanakah valuasi dari saham tersebut di masa depan. Para investor hanya bisa memprediksi dan mengharapkan harga akan terus meningkat seiring berjalannya waktu. Peluang harga saham tersebut untuk terus menurun sangat mungkin terjadi, sehingga ini menimbulkan kekhawatiran atas kemunculan value trap.

Analisa mendalam melalui berbagai riset dari sumber-sumber terpercaya merupakan bagian krusial saat melakukan value investing agar terhindar dari kerugian di masa mendatang. Bentuk kerugian disebabkan oleh performa perusahaan yang mengalami kegagalan pertumbuhan sehingga tidak mampu mencapai produktivitas secara maksimal. Apabila produktivitas tidak maksimal maka sudah bisa dipastikan pemasukan serta perolehan laba bersih tidak mampu memberikan keuntungan, baik bagi perusahaan maupun bagi para investor.

Bagaimana Cara Mengetahui Tanda-Tanda Munculnya Value Trap?

1. Valuasi saham rendah dalam jangka waktu lama

Valuasi saham yang rendah dalam jangka waktu lama bisa menjadi pertanda bahwa perusahaan tidak memiliki masa depan yang menjanjikan karena secara fundamental, keadaannya dinilai buruk akibat rasio Price to Earnings dan Price to Book Value rendah dengan rentang waktu cukup lama.

2. Tergolong saham siklikal

Saham siklikal adalah kumpulan saham yang nilainya menyesuaikan dengan keadaan ekonomi. Jika keadaan ekonomi mengalami peningkatan maka harga saham otomatis bergerak naik, sedangkan apabila keadaan ekonomi mengalami penurunan maka harga saham otomatis bergerak turun.

Hal tersebut dapat mengecoh para investor karena disaat kondisi keuangan sangat baik rasio Price to Earnings akan jadi sangat murah namun bersifat temporal atau sementara dan bisa menurun sewaktu-waktu.

3. Cash flow tidak sesuai pendapatan dan laba

Ada baiknya pula untuk mengecek secara keseluruhan kondisi perusahaan berdasarkan laporan keuangan menyeluruh. Investor harus memastikan jika tidak terdapat ketimpangan dan ketidaksesuaian antar variabel-variabel yang ada pada laporan keuangan. Misalnya, cash flow dengan pendapatan dan laba.

Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya perusahaan yang memanipulasi laporan keuangannya agar seolah-olah valuasinya terlihat murah.

4. Saham kekurangan katalis

Katalis adalah hal-hal tertentu yang dapat mendongkrak kenaikan harga saham dan ini begitu diperlukan oleh setiap perusahaan. Katalis dapat berupa sejumlah inovasi dan terhadap produk baru atau pengembangan produk lama untuk menghasilkan output besar sebagai pemasukan.

Apabila perusahaan tidak mampu mengembangkan serta menciptakan katalis dalam usahanya, maka saham pun sulit naik dan memengaruhi minat beli investor karena dianggap tidak memiliki prospek bagus.

Strategi Menghindari Value Trap

1. Investor wajib melakukan riset analisa saham dengan melihat sumber-sumber kredibel dan terpercaya untuk membantu menemukan hasil analisa terbaik sebelum melakukan investasi saham, salah satunya adalah menjadikan laporan keuangan perusahaan sebagai standar referensi utama.

2. Valuasi saham juga harus memperhatikan segala aspek perhitungan rasio keuangan dalam laporan keuangan tahunan, baik dari tahun ini maupun tahun-tahun sebelumnya yang meliputi Price to Book Value, Debt to Equity, Price Earning Ratio, dan sebagainya.

3. Penilaian atas riset analisa saham harus dilakukan secara kritis, logic, dan objektif agar bisa melihat realita serta prospek sesunggunya dari sebuah saham.

Penutup

Value investing merupakan salah satu strategi yang mampu memberikan analisa menarik terhadap harga saham murah namun mempunyai fundamental baik, sehingga layak untuk dibeli dan dipertahankan untuk jangka panjang.

© 2021, Moderator emiten.com. All rights reserved.

Artikel Lainnya oleh Tim editor emiten.com

Startup yang terus berkomitmen tingkatkan kualitas ekosistem pasar modal Indonesia

PT APLIKASI EMITEN INDONESIA