Melihat perusahaan akan melakukan IPO sering membuat investor antusias sekaligus waspada. Banyak investor pemula tergiur untuk ikut serta karena ekspektasi keuntungan cepat dari kenaikan harga saham saat listing. Fenomena ini sering menimbulkan greed, di mana mereka membeli saham tanpa memahami fundamental perusahaan. Sebaliknya, fear muncul ketika berita negatif tentang IPO beredar, membuat sebagian investor ragu untuk ikut serta. Lalu, bagaimana cara menilai potensi emiten sebelum IPO diluncurkan agar keputusan investasi tetap rasional dan terukur? Pertanyaan ini menjadi kunci bagi siapa saja yang ingin masuk ke pasar modal dengan strategi cerdas dan disiplin.

Investor yang cerdas memahami bahwa tidak semua IPO menjanjikan keuntungan. Beberapa perusahaan yang tampak menarik dari segi marketing ternyata memiliki fundamental yang lemah. Sebagai contoh, pertumbuhan pendapatan yang tinggi tidak selalu diikuti dengan profitabilitas yang sehat. Investor yang melihat angka-angka ini secara sekilas sering terjebak pada greed, membeli saham IPO dengan harapan cepat cuan. Oleh karena itu, evaluasi menyeluruh terhadap laporan keuangan, struktur manajemen, strategi bisnis, dan posisi kompetitif perusahaan menjadi langkah awal yang penting. Investor profesional menilai IPO dari sisi nilai intrinsik, bukan sekadar hype atau tekanan sosial.

Selain fundamental, tren industri juga harus diperhatikan. Emiten yang akan melakukan IPO berada dalam sektor yang berkembang atau stabil akan lebih menjanjikan dibandingkan perusahaan yang beroperasi di industri fluktuatif. Misalnya, sektor teknologi yang inovatif, energi terbarukan, atau sektor konsumen dengan pangsa pasar luas sering menarik minat investor besar. Analisis ini membantu investor memahami risiko jangka panjang dan mengurangi pengaruh fear ketika pasar umum menunjukkan ketidakpastian. Investor jangka panjang menilai potensi pertumbuhan emiten melalui kombinasi data industri, tren pasar, dan kinerja pesaing, sehingga keputusan yang dibuat lebih berbasis logika daripada spekulasi.

Mengevaluasi struktur kepemilikan dan manajemen juga penting. Investor yang cerdas memperhatikan apakah perusahaan memiliki tim manajemen yang berpengalaman dan rekam jejak yang baik. Struktur kepemilikan yang transparan serta adanya investor institusi besar sebelum IPO bisa menjadi indikasi kepercayaan pasar. Hal ini membantu menenangkan fear, karena investor tahu bahwa ada pihak profesional yang juga menaruh modal dan melakukan riset mendalam. Sebaliknya, manajemen yang tidak jelas atau terlalu banyak kepentingan pribadi dapat meningkatkan risiko, membuat investor harus lebih berhati-hati.

Strategi valuasi menjadi bagian penting dari penilaian potensi IPO. Investor profesional membandingkan valuasi perusahaan dengan peer group dan tren pasar sejenis. Metode seperti Price-to-Earnings (P/E), Price-to-Book (P/B), dan analisis proyeksi pendapatan digunakan untuk mengetahui apakah harga IPO wajar. Banyak investor pemula gagal memahami hal ini dan hanya mengikuti hype, sehingga greed mendominasi keputusan mereka. Dengan melakukan analisis valuasi yang tepat, investor bisa memutuskan apakah akan membeli saat listing atau menunggu harga stabil sesuai fundamental perusahaan.

Selain itu, investor cerdas juga mempertimbangkan alokasi saham dan likuiditas pasar setelah IPO. Saham yang terlalu terkonsentrasi pada satu kelompok bisa menciptakan volatilitas tinggi di hari-hari pertama perdagangan. Likuiditas rendah berarti sulit menjual saham saat dibutuhkan, meningkatkan fear ketika harga tiba-tiba turun. Oleh karena itu, memahami mekanisme IPO, jumlah saham yang ditawarkan ke publik, dan strategi lock-up bagi pemegang saham lama menjadi bagian dari due diligence yang wajib dilakukan. Investor profesional memanfaatkan informasi ini untuk merencanakan strategi masuk dan keluar yang tepat.

Disiplin psikologi menjadi faktor pembeda antara investor sukses dan yang mudah rugi. Investor yang mampu mengendalikan greed dan fear cenderung membuat keputusan berdasarkan data dan analisis, bukan rumor atau ekspektasi pasar sesaat. Mereka menyiapkan skenario berbeda: jika harga naik terlalu tinggi, mereka tidak tergoda membeli lebih banyak; jika harga turun, mereka menilai apakah penurunan itu sementara atau ada masalah fundamental. Dengan cara ini, investor dapat memaksimalkan peluang dari IPO sambil meminimalkan risiko kerugian.

Kesimpulannya, menilai potensi emiten sebelum IPO adalah proses yang kompleks namun bisa dipelajari. Investor harus fokus pada fundamental perusahaan, tren industri, struktur manajemen, valuasi, dan likuiditas pasar. Mengendalikan greed dan fear menjadi kunci agar keputusan yang dibuat tetap rasional. IPO bukan sekadar kesempatan cepat untuk cuan, tetapi peluang untuk membangun portofolio yang solid jika dievaluasi dengan tepat. Pantau tips, strategi, dan analisis IPO terbaru hanya di emiten.com/info agar keputusan investasi Anda tetap terarah dan terukur.

© 2025, magang. All rights reserved.

Artikel Lainnya oleh Tim editor emiten.com

Leave a Comment

Startup yang terus berkomitmen tingkatkan kualitas ekosistem pasar modal Indonesia

PT APLIKASI EMITEN INDONESIA