Salah satu aspek dalam menilai kinerja suatu perusahaan adalah bagaimana perusahaan tersebut mampu mengontrol alur finansialnya secara tepat. Jika alur kontrol finansial tersebut dinilai baik, maka perusahaan tersebut dinilai mampu untuk bersaing secara global dengan perusahaan-perusahaan lain dan hal ini akan menjadi basis pertimbangan bagi para investor dalam menentukan kegiatan berinvestasi.
Salah satu faktor yang dapat digunakan dalam pertimbangan pemilihan tersebut adalah melalui earning per share (EPS). Singkatnya, earning per share ini penting dalam menilai kinerja perusahaan karena salah satunya berkaitan langsung dengan transparansi serta profitabilitas dari perusahaan. Yuk, simak penjelasan dari earning per share di bawah ini!
Secara sederhana, earning per share dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara besarnya keuntungan atau laba bersih dengan jumlah saham yang beredar. Dasar penilaian tersebut adalah dengan melihat grafik laba bersih yang dimiliki perusahaan selama satu periode, di mana hal ini akan menjadi acuan dalam penentuan serta pembagian besaran nilai untuk masing-masing pemegang saham dalam bentuk dividen. Semakin tinggi keuntungan yang diperoleh perusahaan, maka nilai earning per share yang didapatkan akan semakin tinggi pula dan berlaku sebaliknya.
Salah satu faktor yang dapat menyebabkan kenaikan atau penurunan nilai earning per share terletak pada perolehan nilai laba bersih dan ketersediaan jumlah lembar saham. Apabila laba bersih perusahaan naik dan jumlah lembar saham yang beredar tetap, maka earning per share akan mengalami kenaikan, sedangkan jika laba bersih perusahaan tetap dan jumlah lembar saham yang beredar naik, maka earning per share akan mengalami penurunan. Faktor lainnya yang dapat menjadi penyebab kenaikan atau penurunan dari earning per share adalah profit margin. Profit margin merupakan rasio keuntungan perusahaan yang berfungsi untuk mengukur efektivitas operasional suatu perusahaan.
Jika dilihat dari nilai persentase yang dihasilkan, apabila peningkatan nilai persentase pada laba bersih lebih besar dari peningkatan jumlah lembaran saham yang sedang beredar, maka nilai earning per share dari perusahaan tersebut akan mengalami kenaikan dan sebaliknya jika nilai persentase pada laba bersih mengalami penurunan dan jumlah lembaran saham yang sedang beredar lebih besar dibandingkan nilai persentase labar bersih, maka nilai earning per share akan mengalami penurunan.
1. Transparansi Keuangan
Transparansi keuangan merupakan salah satu gambaran untuk memperlihatkan profesionalisme kerja dari perusahaan. Tujuannya adalah untuk melaporkan kondisi keuangan perusahaan secara akurat, jelas, dan terbuka. Di sisi lain, transparansi keuangan tersebut juga bisa digunakan sebagai perbandingan atau tolok ukur dalam melakukan perhitungan nilai pada suatu saham sebelum akhirnya melakukan pembelian pada saham tersebut.
2. Menghitung Price Earning Ratio
Nilai dari earning per share dapat dijadikan sebagai variabel yang biasa digunakan dalam perhitungan rasio harga pendapatan atau price earning ratio, di mana perhitungan tersebut dilakukan dengan membagi harga saham dengan besaran nilai dari earning per share yang dapat diprediksi untuk mengetahui harga saham yang berlaku saat ini dianggap sebanding dengan pendapatan bersih selama satu tahun.
3. Memengaruhi Perubahan Harga Saham
Perubahan harga saham dipengaruhi oleh seberapa besar pendapatan laba dari suatu perusahaan yang dihitung melalui tiap-tiap lembaran saham yang dimiliki. Semakin besar pendapatan laba perusahaan, maka semakin banyak perusahaan tersebut memiliki dana yang memengaruhi jumlah dividen yang dibagikan oleh para pemegang saham. Dana-dana tersebut pun akan beralih sebagai acuan dalam melakukan penentuan arah investasi serta pengalokasian dalam kegiatan operasional perusahaan.
Hal yang perlu diingat saat akan menghitung besaran nilai dari earning per share adalah rumus yang digunakan hanya untuk menilai pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan saja. Berikut ini rumus yang dapat Anda gunakan untuk perhitungan tersebut:
Earning Per Share = (laba bersih – dividen preferen) : jumlah saham yang beredar pada satu periode
Saat menghitung nilai earning per share, Anda tidak perlu menginput dividen pada saham preferen karena pada umumnya, setiap investor memiliki lebih dari satu lot lembar saham yang setara jumlahnya dengan 100 lembar saham.
Tahapan selanjutnya yang dilakukan setelah menghitung besaran nilai dari earning per share dengan rumus adalah melakukan perhitungan earning per share yang bisa dilakukan dengan menggunakan neraca dan laporan laba rugi.
Tujuan dari perhitungan tersebut adalah untuk mendapatkan laba bersih dan jumlah saham biasa yang tengah beredar pada akhir dari satu periode, serta untuk melihat besaran dividen yang harus dibayarkan pada masing-masing pemegang saham preferen. Akurasi dari perhitungan earning per share ini akan lebih bersifat kredibel apabila menggunakan jumlah rata-rata daripada tertimbang saham biasa karena ketidakstabilan grafik saham yang dapat berubah sewaktu-waktu.
Hal yang perlu ditekankan adalah besaran nilai dari earning per share pada masing-masing perusahaan tidak ditentukan dari besar atau tidaknya perusahaan tersebut, melainkan bergantung pada waktu penerbitan saham tersebut. Oleh sebab itu, perusahaan harus memastikan dengan baik apakah operasional kegiatan perusahaan tersebut telah berjalan dengan baik agar mampu menyerap keuntungan dalam jumlah tinggi.
Perusahaan berskala besar maupun kecil sama-sama memiliki peluang untuk mendapatkan nilai keuntungan dan laba yang tinggi atau rendah, maka nilai keuntungan merupakan faktor utama yang perlu ditelaah oleh tiap-tiap perusahaan.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, dapat ditarik sebuah konklusi jika besaran nilai dari earning per share dari suatu perusahaan bergantung pada seberapa banyak perusahaan tersebut dapat menyerap keuntungan saat operasional kegiatan berjalan. Oleh sebab itu, perusahaan dengan skala besar tidak selalu mendapatkan nilai earning per share lebih tinggi daripada perusahaan berskala kecil.
Kunci utamanya adalah terletak pada bagaimana masing-masing perusahaan mengelola serta mengawasi alur operasional perusahaan. Jika operasionalisasi berjalan dengan baik maka akan mempengaruhi pendapatan dari perusahaan itu sendiri dan secara otomatis akan menyebabkan nilai earning per share meningkat yang akan berdampak pada perubahan harga saham suatu perusahaan.
© 2021, Writer Beta. All rights reserved.