Seiring dengan perkembangan zaman, istilah untuk menamakan konsep kewirausahaan saat ini dikenal dengan istilah entrepreneur. Namun, perkembangan zaman serta peningkatan kebutuhan manusia membuat beragam istilah berakhiran “preneur” lainnya muncul. Misalnya saja technopreneurship, sociopreneurship, dan ecopreneurship.
Pada dasarnya istilah–istilah di atas mempunyai tujuan dan konsep yang sama, yaitu mengusung konsep kewirausahaan dalam menjalankan suatu usaha. Tetapi, terdapat sebuah perbedaan yang menjadi ciri khas dari masing-masing istilah tersebut.
Jika diartikan secara harfiah, entrepreneurship dapat didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki usaha dan mengelolanya secara mandiri dengan berbagai inovasi serta ide yang diimplementasikan ke dalam usahanya. Seseorang yang menjalankannya kerap kali disebut sebagai wirausaha atau pengusaha.
Lantas, apa sih pengertian dan masing-masing karakteristik dari ketiga istilah lainnya di atas? Biar makin ngerti, mending simak ulasan lengkapnya di bawah ini!
Technopreneurship adalah konsep kewirausahaan yang lebih memfokuskan usahanya dalam aspek teknologi. Teknologi tersebut biasanya diciptakan atau diperbarui sajian serta tampilan dari bentuk sebelumnya agar bisa dimanfaatkan sebagai produk yang bisa memudahkan segala pekerjaan manusia.
Dengan konsep kewirausahaan seperti ini, maka dibutuhkan beberapa keterampilan atau kemampuan pendukung untuk bisa menjadi seorang technopreneur, diantaranya kreatif, inovatif, mampu menuangkan ide secara benar, paham akan segala jenis risiko yang mungkin dihadapi, dan sebagainya.
Daya unggul dari technopreneurship bisa dilihat dari kemutakhiran atas produk yang berhasil diciptakan. Biasanya, produk-produk tersebut akan bertahan dalam jangka waktu lama apabila memiliki nilai ketergantungan atas dasar tersedianya berbagai kebutuhan hidup manusia.
Selain itu, dilihat dari konsep dasar wirausahanya yang memanfaatkan teknologi sudah dapat dipastikan produk-produk usaha menampilkan sajian praktis, efisien, dan memudahkan mobilisasi masyarakat.
Berdasarkan namanya, sociopreneurship adalah kewirausahaan yang mengusung konsep berwirausaha namun di sisi lain bergerak dalam bidang sosial. Jadi, bisa dikatakan jika tujuan utama dari sociopreneurship tidak hanya berfokus pada pencarian keuntungan, tetapi mengejar tujuan dalam hal perwujudan serangkaian kegiatan sosial pula.
Makna dari kegiatan sosial di sini adalah bagaimana wirausaha mampu menciptakan ide dan inovasi bisnis untuk menciptakan suatu usaha, di mana tujuan untuk bisa mencapai keuntungan bisa berjalan beriringan dengan serangkaian usaha dalam meningkatkan kesejahteraan sosial.
Ecopreneurship adalah metode kewirausahaan yang memadukan berwirausaha dengan penciptaan konsep ramah lingkungan pada setiap hasil produksi dari produk bisnisnya. Ecopreneurship hadir sebagai bentuk kepedulian dan rasa kecintaan yang tinggi dengan lingkungan, sehingga berupaya seefektif mungkin untuk bisa mencapai tujuannya.
Konsep berwirausaha seperti ecopreneurship biasanya melakukan pengolahan terhadap limbah-limbah pembuangan atau jenis sampah yang bisa didaur ulang menjadi berbagai produk serba guna.
Hal ini berdampak pada saat proses penciptaan produk karena terjadinya pengurangan pengeluaran beban biaya serta energi demi mewujudkan kesehatan serta kelestarian lingkungan yang berguna bagi banyak orang.
Berdasarkan penjelasan di atas mengenai ketiga istilah dalam kegiatan wirausaha, bisa disimpulkan bahwa perbedaan mendasar terletak pada konteks dan tujuan wirausahanya. Ketiga hal tersebut mempunyai konteks berbeda serta tujuan yang hendak diraih.
Jika technopreneurship mengusung konsep pada aspek teknologi, maka lainnya halnya dengan sociopreneurship yang menciptakan aspek sosial dan ecopreneurship mengenai konsep peduli terhadap lingkungan.
Ketiga konsep berwirausaha di atas meskipun mempunyai konsep dan tujuan berbeda, tetapi ketiganya sama-sama mempunyai tujuan untuk mendapatkan keuntungan serta memberikan kemudahan bagi masyarakat ketika menggunakannya.
© 2021, Moderator emiten.com. All rights reserved.