Berdasarkan pengertian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata kompetensi memiliki arti kemampuan atau kewenangan untuk menentukan serta memutuskan sesuatu. Beberapa ahli mengatakan jika kompetensi lebih mengarah kepada keahlian yang dipunyai oleh seseorang yang bersifat fundamental meliputi wawasan, pengetahun, penguasaan sikap, serta nilai-nilai yang tergambarkan dari bagaimana seseorang bertindak serta berpikir saat melakukan suatu hal.
Keahlian dalam cakupan kompetensi sifatnya lebih terstruktur serta konsisten, sehingga orang-orang yang memiliki kompetensi tertentu dalam suatu komunitas dianggap lebih kredibel dan mampu memberikan hasil pekerjaan secara lebih terpercaya dibandingkan pihak yang tidak mempunyai kompetensi serupa.
Kompetensi mempunyai arti penting saat dimiliki oleh seseorang karena hal ini bisa memberikan manfaat tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi bagi orang lain di sekitarnya. Selain itu dengan mempunyai kompetensi seseorang akan lebih diyakini untuk mampu bersaing di berbagai aspek, entah itu dalam bidang pekerjaan, bersosialisasi dengan masyarakat, maupun di tingkat pendidikan.
Apalagi di era globalisasi seperti saat ini, peran kompetensi begitu terasa dengan hadirnya dorongan untuk terus mengimprovisasi diri, sehingga kedepannya mampu memberikan hasil terbaik dari kemampuan yang dimiliki.
Dalam konteks yang lebih luas lagi, mempersiapkan serta mengasah kemampuan diri diperlukan agar nantinya siap menghadapi berbagai tantangan pada level tertentu. Mengasah kompetensi sejak dini juga perlu dilakukan secara bertahap dan berkala agar nantinya mampu menghasilkan personalitas yang mempunyai kualitas baik.
Menurut Kunandar (2007), kompetensi dapat dibagi serta dibedakan menjadi 5 bagian, yaitu:
1. Kompetensi Intelektual
Kompetensi intelektual adalah sekumpulan pengetahuan yang dimiliki oleh individu dan diperlukan untuk melakukan pekerjaannya.
2. Kompetensi Fisik
Kompetensi fisik adalah kemampuan fisik individu yang dimiliki oleh seseorang serta diperuntukkan saat melaksanakan berbagai tugas, kewajiban, dan tanggung jawab pribadi.
3. Kompetensi Pribadi
Kompetensi pribadi adalah perilaku yang dipunyai oleh seseorang dan hal tersebut berhubungan dengan kemampuan untuk mengidentifikasi, menganalisa, serta memahami sesuatu.
4. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan seperangkat perilaku tertentu dan hal itu menjadi landasar bagi pemahaman diri sebagai bagian dari sebuah lingkungan sosial.
5. Kompetensi Spiritual
Kompetensi spritual merupakan kemampuan individu untuk memahami, memaknai, serta mengimplementasi segala prinsip-prinsip mengenai spiritualitas.
Sesungguhnya, mengasah kompetensi akan semakin menyenangkan apabila hal tersebut merupakan suatu kemampuan yang senang kita jalani. Terkadang, sebagian besar orang menyadari jika dirinya mempunyai suatu kompetensi atau keahlian tertentu namun menolak dan mengabaikannya karena dilandasi oleh berbagai faktor.
Faktor-faktor tersebut biasanya didorong oleh adanya situasi yang tidak bisa memberikan dukungan dari segi moril atau materiil, sehingga pola pikir untuk mencoba dan mengasah kompetensi menjadi terhambat.
Faktor lainnya adalah pemikiran dan tingkat kepercayaan diri yang begitu tinggi, sehingga seseorang terkadang merasa kemampuan serta keahliannya telah cukup mumpuni dan tidak perlu diasah lagi. Padahal, kompetensi yang tidak diasah dan tidak menyesuaikan dengan keadaan terkini akan menghasilkan perbedaan standar dan kualitas dengan milik orang lain.
Untuk itu, lakukanlah beberapa cara di bawah ini agar kemampuan dan kompetensi yang dimiliki semakin terasah sehingga kedepannya mampu menciptakan kualitas, level, serta daya saing untuk bisa berkembang dan mencapai kepiawaian agar menghasilkan karya terbaik dan bermanfaat bagi banyak orang.
Mengasah kompetensi tidak perlu menerapkan banyak tips, cukup lakukan 3 tips di bawah ini secara tepat dan konsisten agar kompetensi semakin cepat dikuasai dan terasah!
1. Kenali Kemampuan Diri
Sebelum memulai untuk mengasah kompetensi, hal penting yang perlu dilakukan adalah mengenali kemampuan diri sendiri. Bagaimana mungkin seseorang memiliki niat dan arah terstruktur apabila ia tidak mengenali dengan baik kemampuan apa yang dimilikinya.
Mulailah untuk mencari tahu kemampuan diri atau mengenali minat apa yang disukai. Karena meskipun kita tidak merasa mempunyai kemampuan tertentu, maka tidak ada salahnya untuk memulai hal baru asalkan didasari oleh minat dan niat kuat.
2. Konsistensi Pelatihan
Luangkan dan atur waktu agar bisa melakukan pelatihan demi mengasah kompetensi. Ini diperlukan agar bisa melaksanakan pelatihan secara konsisten dan terkonsep. Konsistensi pelatihan berguna sebagai wujud profesionalitas dan tanggung jawab atas keputusan yang dipilih sebelumnya agar mampu menguasai segala hal terkait keahlian, kemampuan, wawasan, dan pengetahuan dalam ruang lingkup sebuah kompetensi.
3. Melaksanakan Rutinitas Lainnya
Agenda selanjutnya adalah melaksanakan rutinitas kegiatan lainnya sebagai bentuk pelatihan sikap dan mental agar semakin siap menghadapi berbagai kemungkinan dan tantangan. Hal ini bisa dilakukan dengan menjalani rutinitas lain yang masih berada pada konteks yang sama dengan kompetensi pribadi.
Kompetensi memiliki nilai fundamental dalam diri seseorang karena melingkupi berbagai hal yang dimulai dari kemampuan, keahlian, wawasan, pengetahuan, serta sikap. Kompetensi memang perlu dimiliki setiap orang karena hal tersebut sangat mendasar serta memengaruhi kualitas diri.
Apabila seseorang tidak mempunyai kompentensi atau levelnya masih rendah, maka akan sulit untuk bersaing dengan orang lain. Sehingga, perlu untuk mengasahnya secara konsisten agar mampu menyesuaikan pula dengan kebutuhan masyarakat saat ini.
© 2021, Moderator emiten.com. All rights reserved.