Istilah startup kian melejit di beberapa tahun belakangan ini, apalagi di Indonesia kini telah berdiri sejumlah bisnis startup yang menaungi berbagai macam sektor. Mungkin beberapa orang masih kesulitan mencari arti sesungguhnya dari kata “startup” atau masih belum bisa membedakan keistimewaan atau perbedaannya dengan jenis perusahaan lainnya.
Berdasarkan arti dari kata startup, ini merupakan istilah yang diserap dari bahasa asing dan didefinisikan sebagai perusahaan yang baru didirikan serta tengah berada dalam tahapan pengembangaan, penelitian, dan penyesuaian agar bisa mendapatkan ketepatan segmen (sasaran) pasar.
Dikutip dari situs resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika, Indonesia termasuk salah satu negara yang berhasil menumbuhkan ribuan startup di berbagai sektor dengan jumlah keseluruhan mencapai 2.193 startup di tahun 2019 dan menduduki posisi kelima dunia setelah AS, India, Inggris, dan Kanada.
Selain itu, beberapa startup asal Indonesia juga mempunyai kualitas tinggi dengan pertumbuhan nilai valuasi yang telah mencapai tahap unicorn serta decacorn, diantaranya Gojek, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak.
Sejarah perkembangan startup ditandai dengan munculnya fenomena yang disebut sebagai bubble dot-com. Bubble dot-com terjadi dari tahun 1998 hingga 2000an dan ini merupakan masa di mana banyaknya perusahaan berbasis internet dan dinilai sebagai perusahaan yang mempunyai karakteristik serta keunggulan menarik dibandingkan perusahaan lainnya, sehingga membuat para investor tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.
Startup sejak awal memang dikenal sebagai perusahaan yang memang lebih mengutamakan penggunaan teknologi serta ranah yang berkaitan dengan aspek tersebut dalam melaksanakan seluruh kegiatan operasional perusahaan demi menjaga mutu serta standarnya agar selalu terjamin secara maksimal dan meningkat seiring berjalannya waktu. Teknologi dianggap lebih mampu menyajikan tampilan serta pelayanan kepada konsumen secara lebih efisien, efektif dan masif. Selain itu, konsumen juga akan lebih merasa dimudahkan dengan mekanisme pemakaian produk yang begitu mudah, nyaman digunakan, serta tidak mengganggu mobilisasi.
Pada saat itu, banyak pihak menganggap jika startup mempunyai pengaruh serta prospektif masa depan yang menjanjikan karena didukung oleh perkembangan tren transformasi digital serta diadopsi oleh berbagai macam sektor bisnis. Hal tersebut semakin membuat terdorongnya perubahan dari segi lanskap bisnis.
1. Perusahaan memperoleh pendapatan kurang dari $100.000 per tahunnya
2. Usia perusahaan kurang dari 3 tahun
3. Jumlah pegawai cenderung sedikit, kurang lebih sekitar 20 orang
4. Perusahaan masih dalam menjalani tahap perkembangan serta penyesuaian
5. Operasional perusahaan sebagian besar dilakukan secara online melalui layanan situs resmi karena berbasis pada bidang teknologi
Perkembangan bisnis startup di Indonesia saat ini telah merambah di berbagai sektor dan hal tersebut dinilai sebagai bentuk kemajuan yang mampu memberikan pengaruh positif bagi masyarakat secara luas. Aspek ekonomi seperti pertukaran dan pembelian barang atau jasa melalui transaksi jual beli semakin mudah dilakukan dan meringkas pemakaian banyak waktu, sehingga diklaim mampu memberikan sinyal positif terhadap pertumbuhan dan produktivitas dalam berbagai hal.
Berdasarkan data dari Indonesia Digital Creative Industry Society, dijelaskan jika saat ini sektor bisnis yang paling ramai dipilih untuk menjalankan bisnis startup terdiri dari 3 sektor, diantaranya:
1. Sektor ekonomi dan perdagangan
Sektor pertama diisi oleh ekonomi dan perdagangan dan hal ini timbul dari masifnya keberadaan sejumlah startup e-commerce di Indonesia, salah satunya adalah Tokopedia. Tokopedia didirikan oleh William Tanuwijaya dan dirilis secara resmi pada tanggal 17 Agustus 2009. Nilai valuasi dari Tokopedia meningkat dan menaikkan statusnya sebagai perusahaan unicorn ketika mendapatkan suntikan dana dari Alibaba pada tahun 2017.
Per Agustus 2019, jumlah pengguna aktif bulanan Tokopedia telah mencapai 90 juta pengguna dengan total nilai valuasi mencapai 7 miliar dolar AS pada tahun 2020, sekaligus mengantarkan Tokopedia sebagai perusahaan e-commerce dengan nilai valuasi terbesar nomor 2 setelah Gojek.
2. Sektor fintech
Fintech atau financial technology merupakan perusahaan yang bergerak dalam sektor penyediaan jasa keuangan, meliputi pinjaman online, e-wallet, clearing, dan sebagainya. Menjamurnya startup pada sektor fintech ini juga dipengaruhi oleh tersedianya pelayanan melalui aplikasi berbasis mobile, salah satunya adalah PT Amartha Mikro Fintek atau Amartha.
Amartha didirikan oleh Andi Taufan yang merupakan salah satu staf khusus kepresidenan dan fokus dari layanan pinjaman online ini secara khusus memberikan bantuan pinjaman pada usaha mikro di wilayah pedesaan karena dilandasi oleh kesulitan akses layanan perbankan.
3. Sektor permainan atau game
Startup dalam sektor permainan juga bertumbuh pesat di Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari munculnya beberapa startup game yang sukses di pasaran, salah satunya adalah Agate Studio yang berasal dari Bandung pada tahun 2009. Agate pernah meluncurkan game berjudul Earl Grey and This Rupert Guy dan mencapai total 1 juta kali diunduh sejak seminggu perilisannya.
Setahun kemudian, Agate kembali meluncurkan Football Saga yang bisa dimainkan pada platform media sosial Facebook. Berkat prestasinya, Agate pun berhasil menjalin kerja sama dengan developer internasional, seperti Square Enix.
Penjelasan di atas telah memberikan gambaran bahwa startup merupakan perusahaan berbasis teknologi yang masih merintis serta berusaha untuk terus berkembang. Startup lebih mengutamakan terjadinya pertumbuhan dan perkembangan bisnis di awal pendiriannya. Berbeda halnya dengan perusahaan konvensional yang sejak awal berdiri harus mengutamakan fokus pada perolehan profit.
© 2021, Moderator emiten.com. All rights reserved.