Dalam berinvestasi saham, masing-masing pihak memiliki tujuan serta caranya dalam melakukan hal tersebut. Sebagian pihak ada yang gemar melakukan trading atau investasi jangka pendek dan di sisi lain ada yang lebih menyukai investasi jangka panjang yang segalanya dilandasi oleh berbagai pertimbangan serta orientasi masing-masing pihak.
Masing-masing jangka waktu dalam berinvestasi memiliki kekurangan serta kelebihannya. Jika Anda melakukan investasi jangka pendek maka keuntungan yang bisa diperoleh dapat diperoleh dalam waktu singkat, namun kelemahannya adalah memerlukan fokus serta analisa yang lebih matang karena transaksi jual beli berlangsung singkat bahkan hanya dalam hitungan jam.
Sedangkan, keuntungan yang diperoleh apabila memilih investasi jangka panjang salah satunya adalah dapat melakukan value investing meskipun hasil keuntungan diperoleh dalam jangka waktu lama. Lalu, apa yang dimaksud dengan value investing? Value investing merupakan kegiatan investasi saham yang dilakukan saat nilai saham berada di bawah nilai intrinsiknya atau istilah lainnya adalah saham sedang mengalami undervalue.
Value investing menjadi salah satu strategi untuk bisa meminimalisir segala bentuk risiko yang bisa diterima saat berinvestasi. Selain itu, value investing memiliki keistimewaan lainnya, yakni para investor tidak perlu mengetahui secara spesifik mengenai rasio pada valuasi saham beserta nilai intrinsiknya.
Namun, untuk bisa menerapkan hal ini perlu mengetahui beberapa tips yang bisa dipahami agar strategi value investing yang dijalankan bisa memperoleh hasil positif.
Terdapat setidaknya 6 strategi yang bisa dipahami dan diterapkan agar value investing yang dilakukan mampu menyerap keuntungan besar di masa depan. Berikut ini penjelasannya!
1. Memilih Metode Analisa yang Tepat
Pertama, pilih metode analisa yang tepat berdasarkan kondisi terkini perekonomian yang disesuaikan dengan nilai-nilai fundamental suatu saham untuk bisa mengetahui lebih dulu bagaimana situasi global yang berkaitan dengan saham agar bisa menentukan pilihan secara lebih spesifik.
Selain itu, metode lain yang bisa dilakukan adalah dengan menganalisa kondisi yang sifatnya lebih spesifik dengan mencari tahu bagaimana catatan fundamentalis suatu perusahaan terbuka terkait prestasinya dalam hal pemasukan serta pergerakan sahamnya, di mana kedua variabel tersebut berguna untuk dianalisa serta disesuaikan pada kondisi terkini perekonomian secara global.
2. Memantau Pergerakan Saham Berdasarkan Sektor yang Tengah Tren
Kedua, melakukan pemantauan serta penilaian terhadap saham pada sektor mana saja yang tengah mengalami tren agar bisa memilih dengan tepat saham yang mampu memberikan keuntungan besar dalam waktu lebih singkat.
3. Menyeleksi Saham yang Memiliki Fundamental Bagus
Ketiga, setelah mengetahui saham pada sektor mana saja yang tengah tren hal selanjutnya adalah menyeleksi saham–saham yang mempunyai nilai fundamental baik secara efektif dengan 3 kriteria, yaitu penggolongan emiten berdasarkan Price to Book Value (PBV) dibawah 1x, Return on Equity (ROE) lebih dari 15%, serta Price to Equity Ratio (PER) kurang dari 10. Selain itu, pengetahuan terkait PER dan PBV suatu emiten juga berguna untuk mengetahui valuasi dan nilai intrinsik saham yang akan dibeli.
Hal ini dilakukan karena tidak cukup menilai saham hanya dari segi penilaian terhadap sektor yang tengah tren saja karena situasi tersebut dapat berubah sewaktu-waktu atas dasar berbagai faktor yang memengaruhinya.
4. Mengetahui Nilai Fundamental Perusahaan
Keempat, selain mengetahui nilai-nilai fundamental yang dimiliki oleh saham perlu untuk mengetahui nilai fundamental yang dimiliki oleh perusahaan. Hal tersebut dapat diketahui melalui analisa laporan keuangan serta laporan laba rugi perusahaan untuk mengetahui liabilitas, aset yang dimiliki, laporan arus kas, serta catatan keuangan pendukung lainnya.
5. Menentukan Waktu Untuk Membeli Saham
Kelima, setelah mengetahui berbagai hal mengenai nilai fundamental saham dan perusahaan, hal selanjutnya adalah menentukan kapan waktu yang tepat untuk membeli saham tersebut. Faktor yang bisa dijadikan pedoman pembelian saham adalah saat harga saham berada di bawah nilai intrinsiknya atau murah.
Setelah itu, lakukanlah pemantauan agar bisa mengetahui performa serta pergerakkan saham dengan membaca laporan keuangan secara berkala pada situs resmi idx.co.id.
6. Menentukan Waktu Penjualan Saham yang Tepat
Untuk menentukan kapan sebaiknya penjualan saham dilakukan perlu menganalisa secara mendalam dan membuat keputusan secara bijak dengan tidak terlalu dipengaruhi oleh keadaan saat ini untuk terhindar dari kerugian atau kendala lainnya. Intinya, jangan terbawa suasana dan lakukan analisa secara tepat, sehingga memperoleh keuntungan dan meminimalisir kerugian.
Itulah penjelasan mengenai value investing yang wajib diketahui dalam melakukan investasi jangka panjang. Galilah informasi sebanyak mungkin agar semakin mengetahui segala informasi yang berkaitan dengan nilai-nilai fundamental saham dan perusahaannya.
Berinvestasilah secara bijak dan riset secara mendalam agar tidak salah saat mengambil keputusan. Keputusan yang diambil secara terburu-buru tanpa perhitungan jelas, berpotensi menciptakan risiko yang lebih tinggi. Selamat berinvestasi!
© 2021, Writer Beta. All rights reserved.